Semua yang mereka lakukan kepadaku menyiratkan seakan-akan aku memang pecundang.
Aku selalu dipandang sebelah mata, dianggap sebagai hama pengganggu yang pantas dimusnahkan.
Jika aku pecundang,
lalu mereka apa?
Bajingan?
Mungkin benar.
Mereka lah orang-orang yang menganggap seakan-akan mereka adalah manusia-manusia terbaik yang ada di dunia.
Manusia-manusia paling sempurna yang ada di muka bumi.
Tapi tanpa sadar mereka selalu berbuat dosa.
Mereka berperilaku seakan-akan mereka orang yang paling benar. Mereka menganggap diri mereka selalu benar dan tak ingin disalahkan.tak tahu malu.
Tak kenal tatakrama.
Aku pun hanyalah seorang pecundang.
Aku tak ada nyali untuk mengatakan isi hatiku pada mereka.
Tapi bukan itu.Sebenarnya aku hanya tidak ingin keadaan menjadi semakin rumit.
Biarlah aku berkorban.
Aku yang merasakan penderitaan sementara mereka disana bisa tertawa terbahak-bahak.
Yang aku tahu hanyalah Tuhan pasti akan memberikan balasan bagi mereka. Tak perlu aku yang membalas.
Pembalasan Tuhan jauh lebih menakjubkan dibandingkan apa yang kulakukan karena aku hanya seorang manusia biasa.
Biarlah..
Meskipun ada seseorang yang pernah mengatakan padaku =Sampai kapan kau mau berkorban demi kebahagiaan orang lain?=
Aku tahu aku naif.
Aku juga manusia.
Aku bisa melakukan kesalahan-kesalahan sepertimu.
Hanya karena aku tidak memperlihatkannya,bukan berarti kamu bisa memperlakukan apa saja ke siapa saja dengan semau mu!
Aku bisa ngambek,bisa marah,bisa memaki,bisa menyumpahi,bisa membenci,sisi gelap diriku yang tolong jangan kau pancing untuk muncul ke permukaan!!!
karena saat aku melakukannya,kamu akan sakit hati karena nya.)
Tapi.. .Buat apa aku melawan jika hanya memperkeruh suasana.
Yang kini bisa kulakukan hanyalah berdo’a kepada Tuhan,
“Semoga mereka sadar atas apa yang mereka lakukan. Atau jika mereka tidak sadar juga, aku harap Tuhan dapat memberi mereka balasan seadil-adilnya. Amiin…”
0 komentar:
Posting Komentar